Oke guys cekidot untuk #Racunrip dari @TB_Ngan :
Tanggal 26 Desember 2013 (Day I)
Gak banyak yang diexplore karena kami baru sampai pagi dari Jakarta, kami hanya mampir melihat "Kraton Yogyakarta" pergi menggunakan Becak dan memnadangi Yogyakarta yang saat itu panas cetar membahana *Syahrini Mode : On*
Kami menghirup udara panas dan polusi Yogyakarta dengan hati senang walalupun sebenernya sih gue capek bgt, karna udah saking kangennya, kayanya satu jam tidak ngapa-ngapain diJogja itu sayang bgt *fiuh*
Perjalanan dari terminal Lebak-Bulus ke Terminal Jombor *muka masih segar*

Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol[11] yang biasanya bergaya Semar Tinandu[12] . Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Alun-alun Lor adalah sebuah lapangan berumput di bagian utara Keraton Yogyakarta. Dahulu tanah lapang yang berbentuk persegi ini dikelilingi oleh dinding pagar yang cukup tinggi. Sekarang dinding ini tidak terlihat lagi kecuali di sisi timur bagian selatan. Saat ini alun-alun dipersempit dan hanya bagian tengahnya saja yang tampak. Di bagian pinggir sudah dibuat jalan beraspal yang dibuka untuk umum.
Di sela-sela pohon beringin di pinggir sisi utara, timur, dan barat terdapat pendopo kecil yang disebut dengan Pekapalan, tempat transit dan menginap para Bupati dari daerah Mancanegara Kesultanan[17]. Bangunan ini sekarang sudah banyak yang berubah fungsi dan sebagian sudah lenyap. Dahulu dibagian selatan terdapat bangunan yang sekarang menjadi kompleks yang terpisah, Pagelaran.
Pada zaman dahulu Alun-alun Lor digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara dan upacara kerajaan yang melibatkan rakyat banyak. Di antaranya adalah upacara garebeg serta sekaten, acara watangan serta rampogan macan, pisowanan ageng, dan sebagainya. Sekarang tempat ini sering digunakan untuk berbagai acara yang juga melibatkan masyarakat seperti konser-konser musik, kampanye, rapat akbar, tempat penyelenggaraan ibadah hari raya Islam sampai juga digunakan untuk sepak bola warga sekitar dan tempat parkir kendaraan.
(Day II) 27 Desember 2013 : Candi Prambanan, Kraton Candi Ratu Boko, Taman Nasional Merapi, Goa Jepang Dan Teman-temannya
Istana Ratu Boko adalah sebuah bangunan megah yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra. Istana yang awalnya bernama Abhayagiri Vihara (berarti biara di bukit yang penuh kedamaian) ini didirikan untuk tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Berada di istana ini, anda bisa merasakan kedamaian sekaligus melihat pemandangan kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.
Istana ini terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Areal istana seluas 250.000 m2 terbagi menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.
gapura tinggi akan menyambut anda. Gapura pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua memiliki 5 pintu. Bila anda cermat, pada gapura pertama akan ditemukan tulisan 'Panabwara'. Kata itu, berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yang mengambil alih istana. Tujuan penulisan namanya adalah untuk melegitimasi kekuasaan, memberi 'kekuatan' sehingga lebih agung dan memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan utama.
Sekitar 45 meter dari gapura kedua, anda akan menemui bangungan candi yang berbahan dasar batu putih sehingga disebut Candi Batu Putih. Tak jauh dari situ, akan ditemukan pula Candi Pembakaran.
Melangkah ke bagian timur istana, anda akan menjumpai dua buah gua, kolam besar berukuran 20 meter x 50 meter dan stupa Budha yang terlihat tenang. Dua buah gua itu terbentuk dari batuan sedimen yang disebut Breksi Pumis. Gua yang berada lebih atas dinamakan Gua Lanang sedangkan yang berada di bawah disebut Gua Wadon. Persis di muka Gua Lanang terdapat sebuah kolam dan tiga stupa. Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui bahwa stupa itu merupakan Aksobya, salah satu Pantheon Budha.
Meski didirikan oleh seorang Budha, istana ini memiliki unsur-unsur Hindu. Itu dapat dilihat dengan adanya Lingga dan Yoni, arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan "Om Rudra ya namah swaha" sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa. Adanya unsur-unsur Hindu itu membuktikan adanya toleransi umat beragama yang tercermin dalam karya arsitektural. Memang, saat itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.
Sedikit yang tahu bahwa istana ini adalah saksi bisu awal kejayaan di tanah Sumatera. Balaputradewa sempat melarikan diri ke istana ini sebelum ke Sumatera ketika diserang oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa memberontak karena merasa sebagai orang nomor dua di pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno akibat pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudhawardani (saudara Balaputradewa. Setelah ia kalah dan melarikan diri ke Sumatera, barulah ia menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.
Sebagai sebuah bangunan peninggalan, Istana Ratu Boko memiliki keunikan dibanding peninggalan lain. Jika bangunan lain umumnya berupa candi atau kuil, maka sesuai namanya istana ini menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal. Itu ditunjukkan dari adanya bangunan berupa tiang dan atap yang terbuat dari bahan kayu, meski kini yang tertinggal hanya batur-batur dari batu saja. Telusurilah istana ini, maka anda akan mendapatkan lebih banyak lagi, salah satunya pemandangan senja yang sangat indah. Seorang turis asal Amerika Serikat mengatakan, "Inilah senja yang terindah di bumi." *dan itu bener bgt, saya sampai tercengang melihat senja iu *NO Hoax*
Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia juga mempunyai berbagai ilmu kesaktian yang tinggi. bahkan konon kesaktiannya lebih tinggi dari ayahnya karena Joko bandung suka berguru kepada para pertapa sakti.
Antara Kerajaan pengging dan Kerajaan prambanan terjadi peperangan.
Pada mulanya Raja pengging kalah. tentara Pengging banyak yang mati di
medan perang.
Mendengar kekalahan pasukan ayahnya maka Joko Bandung bertekad menyusul
pasukan ayahnya. dalam perjalanan, di tengah hutan, Joko Bandung
bertemu dan berkelahi dengan seorang raksasa bernama Bandawasa.
Menjelang ajal Bandawasa yang juga berilmu tinggi ini ternyata menyusup
ke dalam roh Joko Bandung dan minta namanya digabung dengan pemuda itu
sehingga putera Raja Pengging ini bernama Joko Bandung Bandawasa.
Ketika Joko Bandung memasuki istana kaputren ia melihat Roro Jonggrang
yang cantik jelita, Joko Bandung langsung jatuh cinta dan ingin
memperisterinya, Namun Roro Jonggrang berusaha mengelak keingginannya
karena Roro Jonggrang tahu bahwa pembunuh ayahnya adalaj Joko Bandung.

Melihat kejadian tersebut, Roro Jonggrang heran karena bangunan candi
yang begitu banyak sudah hampir selesai. Pada tengah malam sewaktu
makhluk halus melanjutkan tugas menyelesaikan bangunan candi yang
tinggal sebuah, Roro Jonggrang membangunkan gadis-gadis desa Prambanan
agar menumbuk padi sambil memukul-mukulkan alu pada lesungsehingga
kedengaran suara yang riuh. Ayam jantanpun berkokok bersahut-sahutan.
Mendengar suara-suara tersebut, para makhluk halus segera menghentikan
pekerjaannya. Disangkanya hari telah pagi dan matahari hampir terbit.
Permintaan Roro Jonggrang tidak dapat terpenuhi karena masih kurang
satu bangunan candi. marahlah Joko Bandung, karena ulah dan tipu
muslihat dari Roro Jonggrang.
Waktu itulah Bandung mendekati Jonggrang dan berkata," Jonggrang..kau
ini hanya mencari-cari alasan, kalau tidak mau jangan mencoba
mengelabuhiku, kau ini keras kepala seperti batu!".
Seketika
Roro Jonggrang berubah menjadi arca batu besar. Demikian pula para dara
yang tinggal di desa Prambanan mendapat kutukan dari Bandung Bandawasa,
tidak laku kawin sebelum mencapai usia tua.
Candi yang dibuat makhluk halus meskipun jumlahnya belum mencapai
seribu disebut candi sewu yang berdekatan dengan candi Roro Jonggrang.
Maka candi Prambanan disebut juga candi Roro Jonggrang.
Goa peninggalan Jepang ini terlihat sangat eksotis. Letaknya yang berada di pegunungan membuat udara di tempat ini terasa sangat sejuk. Apalagi, pengunjung dapat melihat kawanan monyet di habitat alaminya.
Selain Goa Jepang, di kompleks wisata alam Nirmolo Kaliurang yang berada di bawah pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi juga terdapat beberapa situs wisata lain – seperti curug dan Plawangan. Pengunjung akan mendapatkan dua manfaat sekaligus jika berkunjung ke kompleks wisata ini. Selain dapat menikmati wisata alam, pengunjung juga diperkaya dengan pengetahuan sejarah penjajahan Jepang di Indonesia
(Day III) 28 Desember 13 Candi Borobudur & Taman Nasional Merapi

Di lereng barat Gunung Merapi
terdapat Pos Babadan yang dilengkapi gua sebagai ruang penyelamatan.
Dari pos yang dibangun tahun 1930 ini, kamu bisa lihat morfologi Puncak
Merapi yang terjal dengan kubah lava aktifnya. Pada saat gunung sedang
aktif, suara-suara guguran lava terdengar cukup jelas.
Di lereng utara Merapi terdapat beberapa objek wisata yang menarik seperti air terjun Kayang setinggi 50 m di Desa Wonolelo. Mata airnya berasal dari Tuk Sanga (mata air sembilan) di dusun Windu Kidul lereng Gunung Merbabu. Ada pula arena kemah yang berlokasi di atas air terjun tersebut.
Lokasi : 30-an km utara kota Jogja
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Di lereng utara Merapi terdapat beberapa objek wisata yang menarik seperti air terjun Kayang setinggi 50 m di Desa Wonolelo. Mata airnya berasal dari Tuk Sanga (mata air sembilan) di dusun Windu Kidul lereng Gunung Merbabu. Ada pula arena kemah yang berlokasi di atas air terjun tersebut.
Lokasi : 30-an km utara kota Jogja
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Bagi
pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut
disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung
Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih
dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa.
Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan
panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki
gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat
menginjakkan kakinya di puncak gunung ini. - See more at:
http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Bagi
pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut
disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung
Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih
dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa.
Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan
panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki
gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat
menginjakkan kakinya di puncak gunung ini. - See more at:
http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Di lereng barat Gunung Merapi
terdapat Pos Babadan yang dilengkapi gua sebagai ruang penyelamatan.
Dari pos yang dibangun tahun 1930 ini, kamu bisa lihat morfologi Puncak
Merapi yang terjal dengan kubah lava aktifnya. Pada saat gunung sedang
aktif, suara-suara guguran lava terdengar cukup jelas.
Lokasi : 30-an km utara kota Jogja
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Di lereng barat Gunung Merapi
terdapat Pos Babadan yang dilengkapi gua sebagai ruang penyelamatan.
Dari pos yang dibangun tahun 1930 ini, kamu bisa lihat morfologi Puncak
Merapi yang terjal dengan kubah lava aktifnya. Pada saat gunung sedang
aktif, suara-suara guguran lava terdengar cukup jelas.
Di lereng utara Merapi terdapat beberapa objek wisata yang menarik seperti air terjun Kayang setinggi 50 m di Desa Wonolelo. Mata airnya berasal dari Tuk Sanga (mata air sembilan) di dusun Windu Kidul lereng Gunung Merbabu. Ada pula arena kemah yang berlokasi di atas air terjun tersebut.
Lokasi : 30-an km utara kota Jogja
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Di lereng utara Merapi terdapat beberapa objek wisata yang menarik seperti air terjun Kayang setinggi 50 m di Desa Wonolelo. Mata airnya berasal dari Tuk Sanga (mata air sembilan) di dusun Windu Kidul lereng Gunung Merbabu. Ada pula arena kemah yang berlokasi di atas air terjun tersebut.
Lokasi : 30-an km utara kota Jogja
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Add caption |
Gunung Merapi
Bagi pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa. Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat menginjakkan kakinya di puncak gunung ini.- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Bagi
pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut
disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung
Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih
dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa.
Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan
panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki
gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat
menginjakkan kakinya di puncak gunung ini. - See more at:
http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Bagi
pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut
disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung
Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih
dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa.
Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan
panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki
gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat
menginjakkan kakinya di puncak gunung ini. - See more at:
http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Bagi
pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut
disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung
Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih
dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa.
Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan
panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki
gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat
menginjakkan kakinya di puncak gunung ini. - See more at:
http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
(Day IV) Pantai Depok, Pantai Parangtritis, Tugu Yogyakarta, Malioboro dan Sekitarnya

Jarak yang tidak begitu jauh dari Pantai Parangtritis (1,5 kilometer) kawasan Pantai Depok mengalami peningkatan pengunjung, maka dibukalah warung makan sea food dengan nuansa tradisional dengan dirancang lesehan menggunakan tikar dan meja-meja kecil. Meski sederhana, warung makan tampak bersih dan nyaman.
Keindahan kawasan Pantai Depok tidak hanya terletak pada sajian hidangan sea food saja. Di kawasan tersebut kita bisa melihat hamparan gumuk pasir yang terbentang luas sampai ke kawasan Parangkusumo dan Parangtritis. Gumuk pasir yang ada di pantai ini adalah satu-satunya di kawasan Asia Tenggara dan merupakan suatu fenomena yang jarang dijumpai di wilayah tropis. Di sini, anda bisa menikmati hamparan gumuk pasir yuang luas. Gumuk Pasir di kawasan Pantai Depok ini terbentuk melalui proses yang unik selama ribuan tahun yang lalu. Ada beberapa tipe yang terbentuk, yaitu parabolic dune, longitudinal dune, comb dune dan barchan dune. Angin laut dan bukit terjal di sebelah timur menerbangkan pasir hasil aktivitas Merapi yang terendap di dekat sungai menuju daratan, membentuk bukit pasir atau gumuk.
Gunung Merapi
Bagi pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa. Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat menginjakkan kakinya di puncak gunung ini.- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Sunset yang Romantis di Parangtritis
Pantai Parangtritis juga menawarkan kegembiraan bagi mereka yang berwisata bersama keluarga. Bermain layang-layang bersama si kecil juga tak kalah menyenangkan. Angin laut yang kencang sangat membantu membuat layang-layang terbang tinggi, bahkan bila Anda belum pernah bermain layang-layang sekalipun.
Tugu Yogyakarta adalah sebuah tugu atau monumen yang sering dipakai sebagai simbol atau lambang dari kota Yogyakarta. Tugu ini dibangun oleh Hamengkubuwana I, pendiri kraton Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jl Jenderal Sudirman dan Jl. Pangeran Mangkubumi ini, mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang bersifat magis menghubungkan laut selatan, kraton Jogja dan gunung Merapi. Pada saat melakukan meditasi, konon Sultan Yogyakarta pada waktu itu menggunakan tugu ini sebagai patokan arah menghadap puncak gunung Merapi.

Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.
Sejak awal degup jantung Malioboro berdetak telah menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian perkotaan. Setiap bagian dari jalan Malioboro ini menjadi saksi dari sebuah jalanan biasa hingga menjadi salah satu titik terpenting dalan sejarah kota Yogyakarta dan Indonesia. Bangunan Istana Kepresidenan Yogyakarta yang dibangun tahun 1823 menjadi titik penting sejarah perkembangan kota Yogyakarta yang merupakan soko guru Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari bangunan ini berbagai perisitiwa penting sejarah Indonesia dimulai dari sini. Pada tanggal 6 Januari 1946, Yogyakarta resmi menjadi ibukota baru Republik Indonesia yang masih muda. Istana Kepresidenan Yogyakarta sebagai kediaman Presiden Soekarno beserta keluarganya. Pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI (pada tanggal 3 Juni 1947), diikuti pelantikan sebagai Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia (pada tanggal 3 Juli 1947), serta lima Kabinet Republik yang masih muda itu pun dibentuk dan dilantik di Istana ini pula.
Benteng Vredeburg yang berhadapan dengan Gedung Agung. Bangunan yang dulu dikenal dengan nama Rusternburg (peristirahatan) dibangun pada tahun 1760. Kemegahan yang dirasakan saat ini dari Benteng Vredeburg pertama kalinya diusulkan pihak Belanda melalui Gubernur W.H. Van Ossenberch dengan alasan menjaga stabilitas keamanan pemerintahan Sultan HB I. Pihak Belanda menunggu waktu 5 tahun untuk mendapatkan restu dari Sultan HB I untuk menyempurnakan Benteng Rusternburg tersebut. Pembuatan benteng ini diarsiteki oleh Frans Haak. Kemudian bangunan benteng yang baru tersebut dinamakan Benteng Vredeburg yang berarti perdamaian.
Please don't be hestitate to keep in touch with us :
Email :Travellingan.Bebarengan@gmail.com (G+)
Facebook : Travellingan Bebarengan
Mobile : 081908028398 (Ayu) _ 081288677069 (chandra
BB : 73FEB799
Twitter : @TB_Ngan
Di lereng barat Gunung Merapi
terdapat Pos Babadan yang dilengkapi gua sebagai ruang penyelamatan.
Dari pos yang dibangun tahun 1930 ini, kamu bisa lihat morfologi Puncak
Merapi yang terjal dengan kubah lava aktifnya. Pada saat gunung sedang
aktif, suara-suara guguran lava terdengar cukup jelas.
Di lereng utara Merapi terdapat beberapa objek wisata yang menarik seperti air terjun Kayang setinggi 50 m di Desa Wonolelo. Mata airnya berasal dari Tuk Sanga (mata air sembilan) di dusun Windu Kidul lereng Gunung Merbabu. Ada pula arena kemah yang berlokasi di atas air terjun tersebut.
Lokasi : 30-an km utara kota Jogja
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf
Di lereng utara Merapi terdapat beberapa objek wisata yang menarik seperti air terjun Kayang setinggi 50 m di Desa Wonolelo. Mata airnya berasal dari Tuk Sanga (mata air sembilan) di dusun Windu Kidul lereng Gunung Merbabu. Ada pula arena kemah yang berlokasi di atas air terjun tersebut.
Lokasi : 30-an km utara kota Jogja
Akses objek wisata : karena jalur yang disarankan adalah jalur utara atau jalur Selo, maka ketika mau mendaki, kamu bisa lewat Kabupaten Boyolali, dan menginap di Desa Lencoh/ Blumbangsari, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa tersebut ada penginapan atau beberapa rumah penduduk yang dapat disewa dan sekaligus menyediakan jasa pemandu (guide) yang berpengalaman.
Fasilitas : 6 pos pengamanan, gua perlindungan
TIPS : Kalo mau naik izin dulu ke Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jl. Baciro, Lempunyangan. Di tempat ini bayar tiket pendakian Rp. 1.500,- per orang. Lalu kalau mau nginap dan bikin kegiatan bayar retribusi per hari per kelompok sebesar Rp. 15.000,- sampe Rp. 20.000,-. Juga bikin 2 buah materai buat surat izin masuknya.
- See more at: http://www.jogjawae.com/gunung-merapi.html#sthash.HCNfl2NI.dpuf